Senin, 05 Desember 2011

PENGKAJIAN TENTANG DAMPAK PROGRAM STIMULAN DENGAN POLA BERGULIR MELALUI KOPERASI DIBIDANG PETERNAKAN, PERIKANAN DAN PERKEBUNAN

PENGKAJIAN TENTANG DAMPAK PROGRAM STIMULAN DENGAN POLA BERGULIR MELALUI KOPERASI DIBIDANG PETERNAKAN, PERIKANAN DAN PERKEBUNAN
abstrak
mengidentifikasi dampak dari program stimulasi dengan teknik bergulir melalui kooperatif dalam hewan, perikanan dan sektor pertanian untuk peternak atau petani kooperatif dan lokasi aspek dalam ekonomi, sosial dan budaya, mengevaluasi keefektifan rangsangan
program melalui teknik bergulir untuk mencapai program yang tujuan utama, menyusun kebijakan dalam rangka pemberdayaan dengan teknik bergulir dalam koperasi di sektor hewan, perikanan dan pertanian, tingkat peningkatan pendapatan petani dan peternak dan kesejahteraan nelayan untuk
mereka yang bekerja secara profesional dan mandiri termotivasi. Penelitian ini dilakukan di 23 provinsi dan 44 regences. Ini consisst data primer dan secunder. Metode ini menggunakan analisis deskriptif dan regresi simultan. Stimulasi program dengan teknik bergulir belum menunjukkan positif
dampak di kedokteran hewan, perikanan, dan sektor pertanian. Dampak program ini rata-rata masih rendah dengan elastisitas dari 1, bahkan beberapa yang negatif.
PENDAHULUAN
Dalam rangka memacu kinerja dan kontribusi koperasi dan usaha kecil dan menengah (KUKM) dalam perekonomian, maka perlu dilakukan upaya pengidentifikasian serta pemecahan masalah yang dihadapi oleh KUKM. Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UKM berusaha menstimulir pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui kebijakan pembinaan dan pengembangan Koperasi dan UKM dengan mengembangkan program yang bersifat stimulan dalam bentuk bantuan perkuatan sarana dan permodalan dengan pola bergulir. Penyelenggaraan program tersebut bertujuan untuk :
(a) meningkatkan aktivitas ekonomi pedesaan
(b) meningkatkan volume usaha koperasi
(c)meningkatkan penyerapan tenaga kerja
(d) meningkatkan semangat berkoperasi
(e)meningkatkan pendapatan anggota,
(f) membangkitkan etos kerja.
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Terminologi dan Definisi Operasional
Dana bergulir (revolving fund) sering diartikan sebagai dukungan dana yang proses pemanfaatannya dibatasi berdasarkan kegunaan dan waktu dengan pola penggunaan secara bergulir (pengalihan beruntun) dari penerima bantuan pertama kepada penerima bantuan berikutnya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan program dana bergulir adalah dukungan perkuatan modal yang diberikan oleh pemerintah/Kementerian Koperasi dan UKM kepada masyarakat yang disalurkan melalui koperasi primer untuk dimanfaatkan dengan pola bergulir.
METODE
Lokasi dan objek penelitian
Penelitian ini dilakukan di 23 propinsi (Sumut, Sumbar, Riau, Lampung, Sumsel, Bengkulu, Babel, Jambi, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Kalbar, Kalsel, Kaltim, Bali, NTB, NTT, Sulsel, Sultra, Sulut, Maluku) pada 44 kabupaten. Desain penelitian dimulai dengan menentukan unit analisis atau sampel penelitian terdiri dari : model ekonomi sosial untuk unit penelitian koperasi, model ekonomi sosial untuk unit penelitian anggota koperasi.
Instrumen dan variabel penelitian
Model ekonomi sosial untuk unit koperasi sebagai berikut :
(1) fungsi aset koperasi, ASK = f (JA, PS, KK),
(2) fungsi jumlah tenaga kerja koperasi, JP = f (KPS, JA, N, B, LTK, PS),
(3) fungsi jumlah jam kerja koperasi, LTK = f(JP, PAK, MAT, MBT, SPK),
(4) fungsi biaya produksi, CPK = f (OMK, MAT, MBT),
(5) fungsi pendapatan penjualan (omset) kopersi, OMK = f (LTK, ASK, CPK),
(6) Persamaan pendapatan (laba/rugi) operasional koperasi, PTK = OMK – CPK

Jumlah jam kerja koperasi per hari, MAT = rata-rata tingkat pendidikan penurus koperasi, MBT = rata-rata lama bekerja pengurus koperasi, OMK = pmset koperasi, PAK = partisipasi anggota koperasi, PS = nilai nominal program stimulan, PTK = pendapatan total koperasi, SPK = sarana produksi koperasi (kualitas aset koperasi), N = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor peternakan, I = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor perikanan, B = koperasi yang menerima bantuan dana bergulir di sektor perkebunan.
Model ekonomi sosial untuk unit anggota koperasi sebagai berikut :
(1) fungsi jumlah jam kerja anggota, LKD = f (JP, PS, LU, EKA, KB, N)
(2) fungsi nilai penjualan (omset) anggota, OMA = f(LTA, PS, KB, CPA, KA),
(3) fungsi partisipasi anggota dalam kegiatan koperasi (semangat berkoperasi), PA = f(PS, EKA, LU, N),
(4) fungsi etos kerja anggota, EKA = f (ICA, PAK, PDA, UA, JAK, N),
(5) fungsi biaya produksi anggota, CPA = f (OMA, JP, PDA, KB),
(6) persamaan pendapatan anggota dari usaha yang dikelola dengan bantuan dana bergulir, ICA = OMA . CPA.
Keterangan : CPA = biaya per bulan rata-rata yng dikeluarkan anggota untuk usaha yang mendapatkan bantuan dana bergulir, EKA = etos kerja anggota, ICA = pendapatan anggota (laba/rugi usaha) dari usaha yangmendapatkan bantuan dana bergulir, JAK = jumlah anggota keluarga, JP = jumlah pekerja yang terlibat dalam usaha yang dikelola oleh anggota dan mendapatkan bantuan dari program stimulan, KA = kondisi alam; keseuaian kondisi alam dan lingkungan tempat usaha yangmendapatkan bantuan program stimulan, KB = kondisi bantuan; kualitas fisik bantuan program stimulan yang diterima oleh anggota, LTA = totsl jam kerja ratarata perhari untuk usaha yang dijalankan anggota dan mendapatkan bantuan dari program dana bergulir, LU = lama usaha, untuk usaha yang mendapatkan bantuan dari program dana bergulir, N = anggota koperasi yang mendapat bantuan dibidang peternakan, OMA = besarnya nilai omset rata-rata perbulan dari usaha yang dijalankan anggota dan mendapatkan bantuan dari program dana bergulir, PAK = partisipasi anggota koperasi, PDA = tingkat pendidikan anggota, PA = nilai nominal program stimulan.
Analisa Dampak Program Dana Stimulan
Analisa Dampak untuk Unit Penelitian Koperasi
1. Persamaan ASK (Aset Koperasi)ASK = 4.6851472 + 0.184866 JA + 0.737966 PS + 0.589085 KK Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai .Adjusted Rsquared . sebesar 0.800180, artinya persamaan ASK memiliki tingkat ketepatan hasil estimasi sesuai model sebesar 80,02%. Rendahnya nilai elastisitas dampak jumlah anggota terhadap aset koperasi menunjukkan bahwa rata-rata tingkat simpanan anggota koperasi masih sangat rendah, sehingga pengaruhnya terhadap aset pun kecil. Dari koperasi yang diteliti, sebagian besar asetnya adalah berasal dari pengucuran dana stimulan. Sedangkan kontribusi modal awal koperasi terhadap aset juga masih relatif kecil. Hal ini disebabkan karena pada saat pendirian koperasi, modal awal yang disetor anggota relatif kecil.
2. Persamaan OMK (Omset Koperasi) OMK = 1.501374 + 1.501374 LTK + 0.031343 ASK + 0.810265 CPK Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai .Adjusted Rsquared. sebesar 0.977275, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi 97.73%. Dari persamaan ini dapat diketahui bahwa progresifitas kenaikan biaya produksi koperasi setelah mendapatkan program stimulan lebih tinggi dibandingkan progresifitas kenaikan omsetnya. Hal ini disebabkan karena produktivitas usaha koperasi yang didanai program stimulan belum maksimal karena umur produksi yang belum sampai pada titik optimal. Disisi lain, omset koperasi berpotensi untuk ditingkatkan secara progresif jika jumlah jam kerja koperasi ditingkatkan. Sedangkan peningkatan aset koperasi masih sangat rendah pengaruhnya terhadap peningkatan aset. Hal Ini disebabkan karena kapasitas produksi koperasi masih cukup besar, namun Jumlah jam kerja koperasi masih belum maksimal.
3. Persamaan CPK (Biaya Produksi Koperasi) CPK = (1.825815) + 1.093764 OMK + 0.310514 MAT . 0.221591 MBT Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai .adjusted Rsquared sebesar 0.980168, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 98,02%. Progresifitas peningkatan biaya produksi koperasi masih lebih tinggi dibandingkan dengan progresifitas peningkatan omset koperasi. Hal ini disebabkan karena rata-rata manajemen koperasi masih belum ditangani secara profesional dan umur usaha yang masih belum tahap optimal sehingga tidak menghasilkan pola produksi yang efektif dan efisien. Disamping itu efisiensi biaya produksi masih potensial untuk ditingkatkan seiring dengan peningkatan pengalaman kerja pengurus koperasi. Hal ini disebabkan ratarata koperasi yang diteliti masih berusia sangat muda sehingga tingkat pengalaman kerja pengurus pun masih rendah. Disisi lain dalam penelitian ini ditemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan pengurus, maka biaya produksi semakin meningkat
4. Persamaan LTK (Jumlah Jam Kerja Koperasi) LTK = 1.682687 + 0.923436 JP + 0.129656 PAK + 0.348845 MAT 4.3. 0.018451 MBT – 0.291965 SPK Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.942499, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 94,25%. Dari penelitian ini ditemukan bahwa peningkatan jumlah jam kerja sebagian besar masih ditentukan oleh jumlah pekerja, sementara jumlah jam kerja rata-rata per pekerja masih sangat rendah. Hal ini disebabkan karena koperasi adalah unit produksi yang bersifat padat karya, bukannya padat modal. Sementara tingkat partisipasi anggota masih relatif kecil dampaknya terhadap peningkatan jumlah jam kerja. Hal ini disebabkan karena keterlibatan anggota koperasi lebih diarahkan kepada unit-unit usaha yang dikelola oleh anggota.
5. Persamaan JP (Jumlah Pekerja) JP = (2.016274) + 0.664387 KPS + 0.162760 JA – 0.518682 LTK + 1.014212 N + 0.931257 B + 0.989898 PS Dari hasil evaluasi model persamaan ASK didapatkan nilai “adjusted R-squared” sebesar 0.840729, artinya hasil estimasi persamaan OMK memiliki tingkat ketepatan estimasi sesuai model sebesar 84.07%. Perbandingan antara rata-rata jumlah pekerja koperasi dengan rata-rata jumlah anggota koperasi memiliki skala perbandingan 1 : 6. rata-rata jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor peternakan lebih banyak dari jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor perikanan. Namun rata-rata jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor perkebunan lebih sedikit dari jumlah pekerja koperasi yang bergerak di sektor perikanan.
6. .Persamaan PTK (Pendapatan Total Koperasi) PTK =OMK – CPK, artinya pendapatan operasional koperasi adalah hasil penjualan total (omset) koperasi setelah dikurangi dengan total biaya produksi koperasi. Jika persamaan fungsional biaya produksi koperasi disubstitusikan

Kesimpulan
1) Program stimulan dengan pola bergulir belum menunjukkan dampak yang positif dibidang peternakan, perikanan dan perkebunan. Dampak program rata-rata masih rendah dengan angka elastisitas kurang dari 1, bahkan ada yang negatif. Dampak Program yang relatif rendah diakibatkan oleh
a) ketidaktepatan penentuan penerima bantuan
b) kualitas pasokan bantuan dari pihak ketiga (pemasok), dan
c) umur produksi bantuan belum memasuki fase optimum karena kurang dari 2 tahun. Sedangkan usia produksi untuk beberapa program belum memasuki masa perguliran (diantaranya sapi, pabrik kelapa sawit, pabrik pengolahan susu, kapal ikan dan pabrik es).
2) Pengalokasian dana stimulan untuk koperasi yang bergerak di sektor perkebunan dan peternakan rata-rata dampaknya lebih signifikan bila dibandingkan dengan dampak dana stimulan yang diberikan pada koperasi yang bergerak di sektor perikanan. Secara keseluruhan dari kelima aspek dampak yang diteliti dapat menunjukkan bahwa jika dana stimulan disalurkan kepada koperasi, maka dampaknya yang ditimbulkan akan lebih besar dibanding disalurkan kepada anggota

Saran
1. Penentuan penerima bantuan harus benar-benar memperhitungka kesiapan pengelolaan penjiwaan terhadap kopersi serta kecocokan dengan kondisi alam agar pelaksanaannya menjadi lebih baik. Penentuan pihak ketiga harus diseleksi secara ketat agar dana stimulan yang diterima koperasi/anggota terjamin kualitasnya.
2. Pembinaan terhadap usaha yang didanai program stimulan harus terus ditingkatkan karena baik kopersi maupun anggota masih memiliki berbagai kelemahan baik pada aspek teknis maupun manajemen.
3. Karena sifatnya sebagai modal penyertaan maka pengawasan dinas koperasi terhadap program stimulan harus ditingkatkan termasuk dalam pelaksanaan perguliran. Diperlukan komitmen dan kerjasama yang tinggi baik di tingkat koperasi, dinas koperasi maupun Kementerian Negara Koperasi dan UKM terhadap program.

DAFTAR PUSTAKA
Bahrin. 1996. Etos Kerja, Penerapan Teknologi dan Karakteristik Sosial Ekonomi
Rumah Tangga (Kasus Tiga Desa Tertinggal di Kabupaten Bengkulu Selatan).
Program Pascasarjana IPB. Bogor.
http://www.smecda.com/kajian/files/jurnal/hal_47GB_ok.pdf

Nama kelompok :
Garnis Suciati Sukanda 22210955
Ratna Sapitri 25210671

Tidak ada komentar:

Posting Komentar